T1-7 KONEKSI ANTAR MATERI

Nama: Winny Anggraeni
Kelas: PGSD-5
PPG Prajabatan G1 2024


KONEKSI ANTAR MATERI

  1. Tinjau kembali tugas individu dan kelompok yang telah dikembangkan pada fase Mulai Dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual.
  2. Buatlah sebuah kesimpulan dan penjelasan untuk menguatkan pemahaman Anda tentang materi Perjalanan Pendidikan Nasional.
  3. Buatlah sebuah refleksi dari pengetahuan dan pengalaman baru yang Anda peroleh dalam materi ini dan perubahan diri yang yang Andal alami dan akan Anda praktekan di sekolah dan kelas Anda.
  4. Kesimpulan dan refleksi disajikan dalam bentuk media informasi. Format media dapat disesuaikan dengan minat dan kreativitas Anda. Contoh media yang dapat dibuat: artikel, ilustrasi, grafik, video, rekaman audio, presentasi infografis, artikel dalam blog, dan lainnya.
  5. Unggah hasil kerja Anda sesuai petunjuk pengiriman di bawah.

Jawaban:
Mengambil jalur sebagai seorang pendidik merupakan salah satu impian yang selalu saya kejar sejak masa kecil. Seringkali dipandang sebelah mata, meskipun sebenarnya menjadi seorang guru adalah suatu profesi yang penuh tantangan dan dianggap mulia. Menjadi seorang guru tidak hanya sebatas melakukan pengajaran atau mentransfer ilmu kepada siswa, tetapi juga melibatkan tanggung jawab mendidik generasi penerus bangsa. Meskipun kemajuan teknologi terus berkembang, terutama di bidang pendidikan, namun peran seorang pendidik tetap tak tergantikan oleh teknologi. Sebabnya, pendidik adalah manusia yang memiliki tanggung jawab sebagai pengajar, memberikan bimbingan, mengonfirmasi kebenaran, dan memberikan evaluasi kepada siswa. 

Pendidikan pada masa penjajahan Belanda dimanfaatkan untuk kepentingan bangsa Belanda di Indonesia. Sistem pendidikan kolonial Belanda dianggap kompleks karena terdapat banyak diskriminasi dalam sistem pendidikannya. Berdirinya Taman Siswa dianggap sebagai langkah awal dalam perjuangan di bidang pendidikan. Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa sebagai upaya untuk membuka pintu bagi warga pribumi agar bisa mendapatkan pendidikan setara dengan orang Belanda. Dalam pidatonya, Ki Hajar Dewantara menjelaskan tujuan berdirinya Taman Siswa. Pertama, untuk mengembangkan generasi bangsa agar tumbuh dengan sehat secara fisik dan mental. Kedua, menghindari pengaruh politik kolonial dalam pendidikan yang selama ini bersifat menguntungkan pihak kolonial. Ketiga, menyebarkan semangat kemerdekaan di kalangan rakyat melalui pendidikan nasional. Keempat, menciptakan sistem pendidikan baru yang didasarkan pada budaya sendiri dan mengutamakan kepentingan masyarakat. Kelima, mengingatkan bahwa di Eropa dan Amerika, muncul aliran pendidikan baru berdasarkan "kemerdekaan" dan "idealisme" sebagai reaksi terhadap sistem yang memaksa, di mana manusia dianggap sebagai objek dan menekankan pada materialisme dengan syarat intellectualisme.

Filosofi pendidikan yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara mencerminkan semangat nasionalisme. Gerakan pendidikan yang awalnya ditujukan untuk melatih calon pegawai di bawah pemerintahan Belanda berubah menjadi gerakan pendidikan untuk membebaskan anak-anak bangsa Indonesia dari kebodohan dan menemukan kemerdekaan mereka sendiri. Ki Hajar Dewantara menempatkan anak-anak sebagai bagian integral dari proses pendidikan melalui penerapan "sistem among". Dalam sistem ini, setiap guru harus menjadi contoh yang baik dengan mempraktikkan prinsip "ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tutwuri handayani" sebagai pemimpin. Ini berarti guru harus menjadi teladan bagi siswa mereka, mendorong minat dan motivasi siswa untuk berkembang, serta memberikan kebebasan, kesempatan, dan bimbingan agar anak-anak dapat berkembang secara independen.

Refleksi:
Setelah menjalani pembelajaran pada topik pertama dalam mata kuliah Filosofi Pendidikan, saya mengalami peningkatan pemahaman dan beberapa perubahan dalam pandangan saya. Berikut adalah beberapa aspek yang saya rasakan:

  1. Saya berhasil mendapatkan wawasan mendalam mengenai sejarah perkembangan Sistem Pendidikan Nasional, mulai dari masa sebelum kemerdekaan hingga periode pasca kemerdekaan, termasuk perkembangan pendidikan saat ini.
  2. Pemahaman saya terhadap pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam konteks Filosofi Pendidikan semakin berkembang. Saya dapat melihat bagaimana konsep-konsep yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara diadaptasi dan diimplementasikan dalam konteks pendidikan modern.
  3. Konsep "Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani" yang diperkenalkan oleh Ki Hajar Dewantara membuka mata saya terhadap peran seorang guru. Guru tidak hanya sebagai pengajar, melainkan juga sebagai teladan, pembangun cita-cita, dan pendukung bagi peserta didik.
  4. Ketika saya nanti menjadi seorang guru, saya berniat untuk menerapkan prinsip kemerdekaan belajar atau merdeka belajar. Ini berarti memberikan kebebasan kepada setiap peserta didik untuk mengembangkan minat dan potensi yang dimilikinya.
  5. Saya menyadari bahwa sebagai seorang guru, tanggung jawab saya tidak hanya terbatas pada transfer pengetahuan, tetapi juga harus terlibat aktif dalam pembentukan karakter peserta didik. Saya berkomitmen untuk berperan dalam menumbuhkan nilai-nilai dan kepribadian yang positif pada peserta didik yang saya ajar.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel 12 Cerita Glen Anggara